Senin, 25 Juni 2007

Ridho

AR-RIDHAA

(Rela)

Sinopsis

Ridha adalah basil dari cintanya mukmin kepada Allah SWT Cinta berarti menerima semua keinginan dan tuntutan dari yang dicintainya (Allah SWT). Tuntutan dan kehendak Allah SWT ini terdapat di dalam Al-Quran. Kehendak Al­lah SWT terhadap ma-nusia, alam semesta dan dari diri kita. Kehendak Allah SWT terhadap manusia yaitu diberikan ketentuan-ketentuan yang pasti seperti qadha' dan qadar. Terhadap alam, Allah SWT menghendaki alam sebagai kajian untuk dikaji dan mengambil manfaat darinya, juga meng-gambarkan kehe-batan dan kekuasaan Allah SWT di alam. Yang Allah SWT kehendaki dari diri manusia adalah melaksanakan petun-jukNya, menjalankan syariat dan iltizam. Dengan menerima semua ketentuan-ketentuan yang diberikan kepada kita, alam dan yang dikehendaki dari kita, maka individu tersebut beriman sebenarnya

Ar-Ridhaa (Rela)

Ridha merupakan buah dari rasa cinta seseorang mukmin terhadap Allah SWT Fenomena ridha adalah menerima semua kehendak dan kemauan Allah SWT tanpa reserve. Hal ini terdapat dalam tiga dimensi. Ridha Allah SWT adalah harapan orang-orang mukmin dan mereka rela berkorban untuk mendapatkannya. Makna ridha adalah menerima ketentuan Allah SWT atas dirinya. Sehingga apapun yang diputuskan kepada dirinya akan ikhlas atau rela diterimanya sebagai sesuatu kebaikan atau cobaan yang perlu dihadapinya.

Dalil

· Q. 2:207. Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.

· Q. 76:31. Dia memasukkan siapa yang dikehendakiNya ke dalam rahmat-Nya (surga). Dan bagi orang-orang zalim disediakan-Nya azab yang pedih.

2. Maa Araadallah (Apa yang Allah Kehendaki)

A. Maa Araadallahu Binaa' (Kehendak dan Kemauan Allah SWT Terhadap Kita/Manusia)

Kehendak Allah SWT terhadap kita yaitu kejadian yang telah berlangsung, tidak dapat dihindarkan, tidak diketahui sebelumnya (ghaib) seperti kelahiran, kematian, perni-kahan dan kehidupan dengan segala seginya seperti kekayaan, kemis-kinan, kemenangan, kekalahan, keimanan, kekafiran. Semua yang telah terjadi ini tidak mungkin berlangsung kecuali dengan kehendak Allah SWT Semua kejadian apakah kebaikan maupun keburukan merupakan dari sisi Allah SWT, misalnya kematian. Kita sebagai manusia wajib mengimani dan menerimanya. Tak ada seorangpun yang dapat menghindari rahmat Al­lah SWT dan kecelakaan yang dikenakanNya pada seseorang. Kita pasrah dan ridha terhadap apapun yang diputuskan Allah kepada kita. Setiap makhluk di tangan Allah SWTIah ketentuan rezkinya. Masing-masing makhluk termasuk manusia memiliki rezkinya yang telah ditentukan oleh Allah SWT, sehingga setelah kita berusaha maka kita wajib menerima dengan ikhlas berapapun rezki yang diberiNya. Semua kejadian pada diri orang-orang mukmin adalah ketentuan Allah SWT bagi mereka dan tidak ada satupun yang mampu mencegahnya.

Dalil

· Q. 4:78. Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: "Ini adalah dari sisi Al­lah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: "Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun?

· Q. 35:2. Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bij aksana.

· Q. 11:6. Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

· Q. 9:52. Katakanlah: "tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan. Dan kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya, atau (azab) dengan tangan kami. Sebab itu tunggulah, sesungguhnya kami menunggu-nunggu bersamamu".

A.1. Aalam Al-Ghaib (Alam Ghaib)

Kehendak Allah SWT tersebut sebelum terjadinya meru-pakan sesuatu yang ghaib bagi manusia. Tidak dapat di-tangkap dengan indra. Tidak dapat diketahui dengan jalan apapun. Ketentuan ini hanya Allah SWT saja yang menge-tahui-Nya, semua telah tercatat dalam kitab yang nyata. Hanya di sisi Allah SWT pengetahuan yang ghaib. Allah sebagai pencipta manusia dan makhluk maka Allah mengetahui segala sesuatunya baik yang nyata ataupun yang ghaib. Kelahiran dan kematian adalah ketentuan yang terdapat dalam pengetahuan Allah SWT Walaupun manusia atau makhlukNya tidak mengetahui sama sekali ketentuan tersebut. Allah SWT mengetahui tempat-tempat aktivitas makhlukNya, semua tercatat dalam kitab yang nyata. Luhul Mahfuzh tidak meninggalkan sedikitpun melainkan dicatatnya.

Dalil

· Hadits. Imam Ahmad meriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda," Kunci-kunci kegaiban ada lima dan hanya diketahui Allah, "sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat. Dan Dialah yang menurunkan hujan dan mengetahui apa yang ada dalam rahim . Dan dada seorang pun yang dapat mengetahui apa yang akan diusahakannya esok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana is akan mati. Sesunguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

· Q. 6:59. Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

· Q. 31:34. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

· Q. 11:6. Dan tidak ada suatu binatang melatapun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).

Q. 6:38. Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka dihimpunkan.

A.2. Al-Qadhaa' wa AI-Qadar (Qadha dan Qadar)

Kejadian yang pasti dan tak dapat dihindari ini disebut Qadha' dan Qadar. la merupakan bahagian dari rukun iman yang enam. Setiap muslim wajib mengimaninya merupakan kebaikan (menguntungkan) maupun keburukan (meru-gikan) terhadap dirinya. Iman ini membuat kita sadar dan tidak sombong terhadap apa-apa yang dimiliki serta tidak kecewa terhadap apa-apa yang lepas dari kita. Ketentuan Allah SWT membuat kita tdak sombong dengan apa yang diperoleh dan kita tidak kecewa dengan apa yang tidak kita dapati.

Dalil

· Hadits. Pernyataan Rasulullah tentang Iman, " dan engkau beriman dengan Qadar baik maupun buruk".

· Q. 57:22. Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tdak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.

· Hadits. Allah SWT telah menentukan bagi manusia di dalam rahim ibunya ketentuan. Lahir, mati, celaka, bahagia dan sebagainya.

A.3. Laa Yus'alu `Ammaa Yaf'al (Allah SWT Tidak Ditanya Tentang Apa yang Dikerjakannya)

Dalam bersikap terhadap qadha' dan Qadar Allah SWT, manusia tidak berhak menyalahkan atau menuduh Allah SWT Sebab sebagai yang maha pencipta dia berbuat sesuai dengan kehendakNya tanpa seorangpun dapat mempro-sesNya. Allah SWT tdak dapat ditanya tentang apa yang diperbuatNya terhadap makhluk. Allah SWT berbuat sekehendakNya tidak mengikuti peraturan siapapun selain diriNya. Semua kepunyaan Allah SWT, Allah SWT bebas memberi ampun ataupun mengazab hambaNya yang durhaka dan menentang Allah.

Dalil

· Q. 21:23. Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat­Nya, dan merekalah yang akan ditanyai.

· Q. 85:16. Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya.

· Q. 2:284. Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahikan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.

· Hadits. Jika Allah SWT menghendaki kebaikan bagi seseorang maka diberikan cobaan. Maka siapa yang ridha (dengan cobaan itu) baginya keridhaan Allah SWT Dan barang siapa yang keberatan maka baginya kemarahan Al­lah SWT

A.4. Al-Hikmah (Hikmah)

Allah SWT tidak bertindak melainkan di dalamnya terdapat suatu hikmah. Tetapi sedikit dari manusia yang dapat me-maha-minya. Karena itu, terhadap kejadian yang mengena-nya mukmin berupaya mencari hikmah Allah SWT tersebut. la senan-tiasa berbaik sangka kepada Allah SWT karena meyakini bahwa Allah SWT maha pengasih lagi maha penyayang kepada hamba-hambaNya. Hikmah Allah SWT dalam disyariatkannya berperang. Dalam berperang juga banyak terdapat hikmah yang diambil, bahkan dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengambil hikmah yang besar.

Dalil

· Q. 2:216. Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

· Hadits. Orang mukmin itu mengagumkan karena semua urusan mendatangkan kebaikan baginya. Jika dia diberi kebaikan ia bersyukur dan itu baik baginya, jika is tertimpa musibah ia bersabar dan itu baik pula baginya.

· Hadits Qudsi. Sesungguhnya aku tergantung sangkaan hambaKu terhadapKu. Jika dia bersangka baik maka baik pula baginya, jika dia bersangka buruk maka buruk pula baginya.

B. Maa Aradallahu bil-Kaun (Apa yang Allah SWT Kehendaki Terhadap Alam Semesta)

Allah SWT mengatur, menetapkan, menentukan seluruh kejadian di alam semesta secara pasti dan tepat. Tidak ada satu makhlukpun yang lepas dari aturan Allah SWT ini. Setiap fenomena yang terjadi merupakan tanda-tanda kebesaran Allah SWT dan keagunganNya. Allah SWT menentukan qadar alam seluruh ciptaanNya dengan sangat rapih dan teratur. Allah telah menentukannya dengan kepastian, ketepatan dan terencana. Tidak ada satupun manusia yang mampu mengelak dari ketentuan Allah tersebut.

Dalil

· Hadits. Dalam Hadits Muslim, Abdullah bin Amr berkata Rasulullah SAW bersabda,"Allah telah menurunkan kadar­kadar makhluk 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi. Dan Arsy-Nya berada diatas air." (HR.Muslim).

· Q. 25:2. yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi­Nya dalam kekuasaan (Nya), dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.

· Q. 54:49 Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.

· Q. 87:1-2. Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan­Nya),

· Q. 15:20. Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezki kepadanya.

· Q. 36:38-40. dan matahari berj alan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.

· Q. 55:7. Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan).

B.1. 'Aalam At-Tajribah (Alam Kaftan)

Ketentuan Allah SWT tersebut bukan merupakan sesuatu yang ghaib tetapi juga tidak mudah untuk difahami dan diketahui. Manusia akan memahaminya dengan jalan belajar dan mela-kukan berbagai kajian tentang ketentuan­ketentuan Allah SWT tersebut.

Dalil

· Hadits. Mengenai seseorang yang mendapat petunjuk Rasulullah cara bertanam korma. Ternyata hasil petikannya tidak memuaskan kemudian dia datang kepada Rasul untuk melaporkan. Jawab Rasulullah SAW, "kamu lebih tahu urusan duniamu"

B.2. Sunnatullah fil-Kaun (Ketentuan Allah SWT Di Alam Semesta)

Semua ketentuan dan peraturan Allah SWT yang tidak tertulis di alam semesta itu disebut Sunnatullah. Sifatnya tetap, tidak berubah dan tidak berganti. Tetapi Allah SWT sendiri dapat meru-bahnya seperti pada mukjizat para Nabi. Kita mesti me-nyebutnya Sunnatullah dan bukan hukum alam atau hukum sains eksak. Sunnatullah tidak mengalami perubahan atau pergantian sedikitpun karena sunnatullah bersifat tetap, pasti, objketif dan tepat. Seperti halnya yang disebut hukum alam yang memiliki karakteristik tepat dan pasti itu sebenarnya sunnatullah kauniyah yang ada di alam. sunnatullah qauliyah tun tidak memiliki perubahan. Ketentuan Allah ini mengena kepada semua manusia kecuali yang dikehendakiNya seperti Nabi Ibrahim yang tidak hangus dimakan api bahkan selamat dengan izin Al­lah SWT Walaupun demikian, Nabi Ibrahim juga mengikuti sunnatullah sehingga terselamat dari api di antaranya sunnatullah qauliyah yang Allah janjikan. Nabi Musa mampu membelah laut dengan izin Allah SWT, dan ini merupakan sunnatullah yang secara teknologi dan pengetahuan dapat dijelaskan secara baik, walaupun pada saat itu sulit untuk diterangkan. Walaubagaimanapun Al­lah memberikan kekecualian kepada para Rasulnya berupa mukjizat.

Dalil

· Q. 35:43. karena kesombongan (mereka) di muka bumi dan karena rencana (mereka) yang jahat. Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa selain orang yang merencanakannya sendiri. Tiadalah yang mereka nanti­nantikan melainkan (berlakunya) sunnah (Allah yang telah berlaku) kepada orang-orang yang terdahulu. Maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penggantian bagi sunnah Allah, dan sekali-kali tidak (pula) akan menemui penyimpangan bagi sunnah Allah itu.

· Q. 33:62. Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang­orang yang telah terdahulu sebelum (mu), dan kamu sekali­kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah.

· Q. 48:23. Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.

· Q. 21:68-69. Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak".Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim".

· Q. 20:77-78. Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: "Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)". Maka Fir-aun dengan bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang menenggelamkan mereka.

· Hadits. Said bin Jubeir berkata-dia juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas. Ibnu Abbas berkata,"Tatkala Ibrahim dilemparkan, maka malaikat penjaga hujan berkata,"begitu aku diperintahkan menurunkan hujan, langsung aku menurunkannya."Ibnu Abbas berkata,"Adalah perintah Allah lebih cepat dari perintah malaikat. Allah berkata,"Hai api, dinginlah dan menjadi keselamatan bagi Ibrahim." Ibnu Abbas berkata,"Kalaulah Allah Azza wa Jalla tidak mencatakan,'dan menjadi keselamatan', niscaya dinginnya api melukai Ibrahim".

B.3. Al-Bahts (Mengkaji)

Sunnatullah hanya dapat difahami setelah diselidiki, dipe-lajari, dianalisa dan dikaji. Sifatnya netral. Dapat dipelajari siapa saja. Tetapi orang mukmin lebih berhak untuk mem-perolehnya. Itulah mengapa kitabullah banyak sekali mengan-jurkan mukminin melakukan pengamatan terhadap alam semesta. Contoh-contoh anjuran dan rangsangan Allah SWT untuk memperhatikan alam semesta sangat banyak sekali dalam Al Quran. Sehingga sangat aneh apabila mukmin tidak memiliki pengetahuan dan ilmu, padahal Allah berkali-kali dalam Al Quran menyuruh kita memikirkan alam semesta. Mengamati sejarah kehidupan manusia adalah perintah Allah SWT Karena banyak ibrah, hikmah dan pelajaran yang dijadikan contoh bagi kita semua. Dengan melihat sejarah kita mampu memperbaiki diri di masa depan berdasarkan pengalaman orang lain.

Dalil

· Q. 3:190-191. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat

tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang­orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumf (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

· Q. 10:5-6. Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Al­lah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. Sesungguhnya pada pertukaran malam dan siang itu dan pada apa yang diciptakan Allah di langit dan di bumi, benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan-Nya) bagi orang-orang yang bertakwa.

· Q. 30:20-25. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba­tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Dan di antara tanda­tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar­ benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar­benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumf dengan iradat-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).

· Q. 30:8. Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.

· Hadits. "Hikmah itu kepunyaan orang mukmin, dimana saja mereka jumpai hikmah itu, merekalah yang paling berhak atasnya".

· Q. 3:137. Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunnah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang­orang yang mendustakan (rasul-rasul).

B.4. Al-Intifaa' (Pemanfaatan)

Dengan mengkaji sunnatullah kita mengambil manfaat sebesar-besarnya dari potensi alam untuk memperkuat barisan kaum muslimin. Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berguna untuk menjadi sarana dakwah. Karenanya kaum muslimin wajib menggalakkan kembali pengamatan dan pengkajian terhadap alam semesta ini Allah SWT menyuruh memanfaatkan kekuatan besi (teknologi) untuk menegakkan Islam. Bahkan Allah menyuruh semua potensi alam digunakan untuk membangun alam dan memliharanya dengan baik. Alam dan seisinya perlu dimanfaatkan untuk mempersiapkan sarana-sarana jihad di jalan Allah SWT Ini tidak dapat berlangsung tanpa pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalil

Q. 57:25. Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang ny`ata

· dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul­rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa.

· Q. 8:60. Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).

Hadits. Uqbah bin Amir berkata,"Aku mendengar dari Rasulullah SAW ketika beliau di atas mimbar berkata, "Da siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi. Ketahuilah, kekuatan itu adalah memanah. Ketahuilah, kekuatan itu adalah memanah. (HR. Muslim, Abu Daud, dan Ibnu Majah).

C. Maa Araadallahu Minna (Yang Allah Kehendaki dari Din Kita)

Yaitu rela melaksanakan petunjuk hidup yang di dalamnya ada perintah dan larangan, halal dan haram, peringatan dan anjuran, dan sebagainya. Kesemuanya dapat kita jumpai dalam kitabullah dan sunnah Rasulullah. Setiap muslim wajib menerima undang-undang Allah SWT yang telah tertulis ini dengan tanpa keraguan. Aturan hidup (dien) yang diterima disisi Allah SWT hanyalah Islam. Ia merupakan kumpulan kehendak Allah SWT dari diri kita. Di sinilah Allah SWT mengatur dan mengendalikan hambaNya. Disyariatkannya then bagi kita untuk ditegakkan dengan tidak bercerai-cerai. Agama Islam akan tegak dengan kesatuan dan persatuan.

Dalil

· Q. 3:19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

· Q. 3:85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

· Q. 42:15. Maka karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka dan katakanlah: "Aku beriman kepada semua Kitab yang diturunkan Allah dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah-lah Tuhan kami dan Tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu. Tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah kembali (kita) ".

· Hadits. Dikatakan dalam sebuah hadits shahih,"Barangsiapa yang melakukan suatu amal yang tidak sejalan dengan syarit kami maka amalannya ditolak.". Abdur Razak meriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW Bahwa beliau bersabda,"Demi yang jiwaku dalam genggaman-Nya, tiada seorang yang mendengar tentang aku dari umat ini: orang Yahudi atau Nasrani, lalu dia meninggal dalam keadaan tidak beriman kepada (risalah) yang aku diutus untuknya melainkan dia termasuk penghuni neraka. (HR. Abdur Razak).

C.1. 'Aalam Asy-Syahaadah (Alam yang Nyata)

Perintah-perintah dan larangan-larangan Allah SWT merupakan sesuatu yang jelas dan dapat difahami dengan mudah. la berbicara tentang realitas yang ada di sekitar manusia tentang hubungan manusia dengan penciptanya dengan alam, hakikat kehidupan, hakikat manusia itu sendiri, dan hakikat pengab-dian. Semua sangat diperlukan oleh setiap manusia. Rasulullah bagaikan cahaya yang terang membawa kitab yang sangat jelas bagi kehidupan. Dengan kitab itulah Al­lah SWT menunjuki orang yang mencari keridhaanNya ke jalan keselamatan. Membebaskan mereka dari kegelapan (jahiliyah) menjadi terangbenderang (Islam).

Dalil

Q. 5:15-16. Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin­Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.

· Hadits. Pernyataan Rasulullah, "yang halal itu jelas dan yang haram itu juga jelas, dan di antara keduanya ada yang mutasyabihat".

C.2. At-Taqdiir Asy-Syar'ii (Ketentuan Syariah)

Peraturan dan petunjuk hidup Allah SWT merupakan ketentuan syariah bagi kebahagiaan manusia. Manusia diberi kebebasan untuk menerima atau menolaknya. Mereka yang menerima menjadi orang beriman dan hidupnya akan bahagia. Se-dangkan yang menolak disebut orang kafir dan hidupnya akan celaka. Yang haq adalah yang datang dari Allah SWT, manusia boleh memilih iman atau kafir. Bila kafir maka ancamannya adalah neraka. Sedangkan mereka yang beriman kepada Allah akan mendapatkan balasan surga. Islam memerintahkan dan mewajibkan untuk melaksanakan syariat bagi mereka yang mengaku beriman.

Dalil

Q. 2:256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Is­lam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya is telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

· Q. 18: 29. Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah is beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah is kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek.

· Q. 24:1. (Ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam) nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat-ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya.

· Q. 28:85. Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Qur'an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. Katakanlah: "Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata".

C.3. Wa Hum Yus'Aluun (Mereka Akan Ditanya)

Pengetahuan tersebut akan melahirkan amal yang kelak dipertanggung-jawabkan. Setiap insan mesti bertanggung­jawab terhadap pelaksanaan perintah dan larangan Allah SWT Mukmin menerima qadha' dan qadar tetapi iapun menyadari bahwa taqdir syar'i menghendaki adanya sikap tanggung jawab. Contohnya tatkala sakit (qadha) maka syariat menen-tukan untuk berubat, tatkala is kufur syariat menyuruhnya mencari hidayah, ketika dalam keadaan maksiat maka syariat memerintahkannya bertaubat tatkala kaya ia diharuskan bersyukur dan tatkala miskin ia diperintah untuk sabar. Setiap manusia akan ditanya apakah ia melaksanakan ketentuan syariah atau tidak. Mereka yang tidak beriman akan tidak mampu menjawab bahkan mereka menyalahkan para pemimpinnya dan menyesali dirinya, manakala orang yang beriman akan mampu menjawabnya serta dimasukkannya ke dalam surga. Semua manusia akan diminta pertanggung-jawabannya di akhirat. Oleh karena itu setiap manusia yang sudah berusia baligh harus menjalankan semua perintah Allah dan bertanggung jawab terhadap dirinya. Allah SWT menyalahkan mereka yang tidak berikhtiar mengikuti syariat. Tanpa ikhtiar maka mereka tidak akan mendapatkan apa yang diingininya.

Dalil

· Q. 21:23. Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat­ Nya, dan merekalah yang akan ditanyai.

· Q. 102:8. kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).

· Q. 4:79. Apa saja ni`mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.

· Q. 42:30. Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan­kesalahanmu).

· Hadits. Sabda Rasulullah, "Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya tentang tanggung jawabnya ... ".

· Hadits. Sabda Rasulullah SAW, "Setiap penyakit ada obatnya, maka berobatlah kamu".

C.4 Al-lltizaam (Komitmen)

Untuk terwujudnya semua ketentuan Allah SWT maka kewajiban kita adalah senantiasa iltizam (komitmen) baik terhadap pengetahuan maupun pelaksanaan syariah. Semua yang dapat dilakukan secara individu wajib dilaksanakan. Sedangkan yang belum dapat dilaksanakan kecuali telah adanya wasilah (sarana) wajib diperjuangkan. Komitmen mukmin terhadap aturan Allah SWT merupakan kewajiban seorang mukmin, hal ini akan membawa kepada kebaikan dunia dan akhirat. Bila Allah SWT telah menetapkan sesuatu maka tidak boleh ada pilihan lain baginya. Syarat iman ialah menerima keseluruhan yang berasal dari Rasulullah dan tidak ada keberatan terhadap keputusan Rasul itu. Sikap mukmin terhadap keputusan Allah SWT dan Rasul adalah "mendengat dan taat". Tidak ada cara lain kecuali mengamalkan yang diperintahkan Allah dan Rasul. Perintah bertakwa yang diberikan Allah adalah mencari jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, serta berjihad di jalan-Nya.

Dalil

Hadits. Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata,"Bahwasanya Rasulullah SAW pergi melamar untuk Zaid bin Haritsah. Beliau masuk ke rumah Zainab binti Jahsy Al-Asadiyah R.A. beliau melamar Zainab. Zainab berkata,"Aku tidak mau menikah dengannya."Rasulullah bersabda,"Justru menikahlah dengannya." Zainab Berkata,"Ya, Rasulullah, apakah engaku menyuruh diriku ?"Tatkala keduanya berbincang, Allah SWT menurunkan ayat ini kepada Rasulullah SAW Zainab Berkata,"Wahai Rasulullah , apakah engkau ridha dia menikahi aku ?" Rasulullah mengiyakannya. Kemudian zainab berkata,"Jika begitu aku tidak akan menentang Rasulullah. Aku bersedia menikahinya."

· Q. 33:36. Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul­Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.

· Q. 4:65. Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam had mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

· Q. 24:51. Sesungguhnya j awaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan." "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

· Q. 5:35. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada­Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.

3. Al-Iimaan (Keyakinan)

Penerimaan dan keridhaan terhadap ketiga unsur taqdir diatas itulah yang disebut iman yang sebenarnya. Dengan rela menerima apa yang Allah SWT tentukan bagi dirinya dan alam semesta, maka mukmin berupaya menegakkan tuntutan Allah SWT pada dirinya. Sehingga hidupnya sepenuhnya dalam bimbingan dan pimpinan Allah SWT,

Tidak ada komentar: