Senin, 25 Juni 2007

Marahil Tafaul Bisy Syahadatain

MARAAHIL AT-TAFAA'UL BISY-SYAHAADATAIN

(Tahap-tahap Interaksi denganDua Kalimat Syahadat)

Sinopsis

Dua kalimat syahaadah adalah suatu kesaksian bahwa tiada yang wajib diabdi dengan penuh cinta kecuali hanya kepada Allah SWT saja. Kemudian kesaksian bahwa Muhammad itu meru-pakan Rasul Allah SWT Syahaadatain ini merupakan ruh yang melandasi keyakinan, pemikiran dan perbuatan orang-orang mukmin. Untuk mere alisasikannya mukmin mesti berinteraksi dengan kandungan makna syahaadatain yang didasari cinta dan ridha sehingga menjadi sibghah kepada hati, akal dan jasad.

1. Asy-Syahaadatain (Dua Kalimat Syahadat)

· Syahaadatain perlu dipelajari dan diketahui karena dua kalimat ini sebagai dasar bagi keseluruhan hidup manusia dan seluruh ajaran Islam.

· Ungkapan Allah SWT bahwa syahadat adalah dasar seluruh ajaran Islam. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan terhadap kalimat syahadatain ini.

Dalil

· Q. 47:19. Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.

· Q. 37:35. Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illa Allaah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri.

· Q. 3:18. Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

· Hadits. Ungkapan Rasulullah mengenai bangunan Islam yang terdiri dari lima, menyaksikan bahwa Tiada Ilah selain Allah SWT dan bahwa Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, shaum di bulan ramadhan dan menunaikan haji bagi yang mampu.

2. Al-Mahabbah (Cinta)

· Mukmin mencintai dua kalimat syahaadah sehingga nilai yang menjadi kandungannya tidak diterima sebagai beban.

· Cinta ini tumbuh dari kecintaan kita kepada Allah SWT dan Rasul yang teramat sangat serta baraa, terhadap sembahan selain Allah SWT Cinta ini dilengkapi dengan cinta kepada Rasul yang

menjadi pembimbing utama menuju kecintaan Allah SWT dan cinta kepada Islam sebagai syarat untuk mendapatkan kecintaan Allah SWT

· Sikap kecintaan mukmin yang teramat sangat kepada Al­lah SWT adalah ciri dari kecintaannya kepada rasul dan Islam.

· Had mukmin bergetar ketika alma Allah SWT disebutkan ini disebabkan karena cintanya kepada Allah SWT

Dalil

· Q. 2:165. Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaanNya (niscaya mereka menyesal).

· Hadits. Sikap kecintaan mukmin terhadap Rasul, lebih dari mencintai ibu bapa maupun anaknya.

· Q. 8:2. Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menj adi pelajaran bagi orang­orang yang beriman.

3. Ar-Ridhaa (Rela)

· Ridha yaitu kerelaan diri untuk menerima program Allah SWT sepenuhnya. Ridha hanya dapat lahir dari cinta yang sebenarnya.

Ridha hanya dapat lahir dari cinta yang sebenarnya. Fenomena ridha adalah kelezatan iman dalam dada. Ridha terwujud dalam tiga bentuk yaitu ridha kepada Allah SWT sebagai Rabb, ridha kepada Islam sebagai aturan hidup dan ridha kepada Rasul pemimpin dan teladan kehidupan.

A. Ridha kepada Allah SWT sebagai Tuhan (Rabb)

· Ridha kepada Allah SWT adalah menjadikan kehendak dan kemauan pribadi. Rela Allah SWT sebagai pengatur, pembimbing dan pendidik yang senantiasa mencintai, melindungi dan menyayangi dirinya. Karena itu seluruh aktivitas hidupnya ditujukan untuk mencari keridhaan Allah SWT

· Arti ridha terhadap Allah SWT adalah menjadikan kemauan Allah SWT sebagai kemauan kita sendiri atau tidak menghendaki apapun selain yang dikehendaki Allah

SWT terhadap kita.

· Orang mukmin senantiasa mencari ridha Allah SWT dalam berjihad, meskipun mesti mengorbankan seluruh dirinya.

· Mereka yang beribadah dengan ikhlas akan mendapat ridha Allah SWT, lihat pula Q. 9:100. Allah pun akan ikhlas dan ridha kepada hambaNya yang beribadah ikhlas kepadaNya.

Dalil

Q. 76:30. Dan kamu tidak mampu (menempuh jalan itu), kecuali bila dikehendaki Allah.

· Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

· Q 2:207. Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.

Q. 60:1. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman­teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita­ berita Muhammad), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad pada j alan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. Dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.

· Q. 98:8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

· Hadits. Ibnu Mardawih meriwayatkan dari Usman An­Nahdi dari Shuhaib, dia berkata, ketika aku hendak berhijrah dari Makkah untuk mengikuti Nabi SAW, maka kaum Quraisy berkata kepadaku, Hai Shuhaib, dahulu kamu datang kepada kami tanpa harta, sekarang kamu hendak pergi sambil membawa harta? Demi Allah, hal ini tidak boleh terjadi. Maka saya berkata kepada mereka, Apakah kalian akan membebaskan aku jika aku memberikan hartaku kepada kalian? Mereka mengiyakannya. Kemudian kuserahkan hartaku kepada mereka dan mereka pun membiarkan aku pergi hingga tiba di Madinah. Kasus itu lalu sampai kepada Nabi maka beliau bersabda,"Shuhaib beruntung ....Shuhaib beruntung "

Q. 9:100 Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama­tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga­surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan

yang besar.

B. Ridha kepada Islam sebagai Aturan Hidup (Dien)

· Islam diyakini sebagai satu-satunya aturan hidup bagi dirinya. Tidak ada aturan lain. Karena Islam adalah dien yang lengkap dan sempurna, menyelesaikan semua masalah, merupakan jalan lurus dan membawa pemeluknya kepada kebahagiaan dan keselamatan hidup.

· Islam adalah dien yang lengkap dan sempurna, merupakan nikmat Allah SWT yang mengatur seluruh hidup manusia. Allah SWT ridha dengan Islam sebagai dien bagi kita maka kitapun harus ridha dengan dienul Islam, maka seluruh tuntutan Islam mesti dipenuhi dengan penuh kesadaran dan kerelaan, lihat Q. 3:19.

Dalil

· Hadits. Abdur Razak meriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW Bahwa beliau bersabda,"Demi yang jiwaku dalam genggaman-Nya, tiada seorang yang mendengar tentang aku dari umat ini: orang Yahudi atau Nasrani, lalu dia meninggal dalam keadaan tidak beriman kepada (risalah) yang aku diutus untuknya melainkan dia termasuk penghuni neraka. (HR. Abdur Razak).

· Q. 5:3. Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu)

yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku­cukupkan kepadamu ni'mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

· Q. 3:19 Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

C. Ridha kepada Rasul sebagai Teladan (Uswah)

· Dalam melak-sanakan Islam maka Muhammad SAW dijadikan sebagai contoh dan ikutan. Semua langkah dan tindakan dilaksanakan sesuai dengan bimbingan Rasulullah ini. Karena Muhammad SAW adalah manusia pilihan yang diutus Allah SWT, insan kamil, pendidik utama yang selalu menyayangi umatnya.

· Ciri sikap seorang mukmin adalah selalu mencari ridha kepada Allah SWT dan RasulNya.

· Rasulullah sangat sesuai untuk diridhai karena teramat sayang kepada umatnya, hal ini dapat kita lihat dalam sirah Nabi SAW tentang bagaimana Nabi SAW beraksi dengan para sahabatnya.

· Keimanan seseorang ditentukan oleh kerelaannya bertahkim kepada keputusan Rasulullah tanpa keberatan dalam menerima keputusan tersebut.

Rasulullah adalah teladan dalam setiap aspek kehidupan manusia. Barangsiapa yang mencontohkannya maka mereka akan mendapatkan berkah dan rahmat dari Allah SWT

Dalil

· Q. 9:59. Jikalau mereka sungguh-sungguh ridha dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: "Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebahagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah", (tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).

· Q. 9:128-129. Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ' Arsy yang agung".

Q. 4:65. Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

· Hadits. Tidak beriman salah seseorang di antaramu

sehingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku

(Muhammad) datangkan.

· Q. 33:21. Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah

itu surf teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang

mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.

4. Shibghah (Celupan)

· Cinta dan keridhaan kepada Allah SWT, Rasul dan Islam me-warnai seluruh aspek kehidupan mukmin, menjadi sibghah dalam dirinya. Sibghah adalah iman yang merasuk sampai ke tulang yang tidak dapat lepas, bersifat suci, murni dan tidak bercampur dengan syirik walaupun setitik. Seorang yang hidupnya dalam sibghah Allah SWT seluruh hidupnya meru-pakan ibadah atau pengabdian kepada Al­lah SWT Untuk meng-aplikasikannya sibghah diperlukan:

· Pengenalan yang sebenarnya terhadap Allah SWT dan interaksi denganNya dalam bentuk penghambaan.

· Pengenalan kepada Islam serta siap menghayati dan mengamalkannya baik dalam diri, keluarga, maupun masyarakat. Islam harus diperjuangkan sehingga tegak di bumi Allah SWT

· Pengenalan kepada Rasul SAW serta sedia mengikuti bentuk hidup beliau sesuai dengan kemampuan.

· Iman sejati adalah sibghah Allah SWT yang meliputi dirinya. Sibghah Allah SWT ini menjadikan setiap perbuatannya beribadah kepada Allah SWT

· Iman yang sejati tidak bercampur dengan kemusyrikan meskipun sedikit. Orang yang memilikinya akan memperoleh rasa aman.

· Pengenalan terhadap laa ilaaha illa Allaah merupakan suatu kewajiban setiap muslim dan akan mewarnai kehidupannya dengan naungan Islam.

· Pengenalan terhadap Rasul akan membawa kita mudah mengetahui bagaimana cara untuk mengamalkan Islam

· Pengenalan terhadap Islam mempermudahkan kita mewarnai kehidupan ini dengan nilai-nilai Islam.

Dalil

· Q. 2:138. Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.

· Q. 6:82. Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezalinan (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.

· Q. 47:19. Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu.

· Q. 20:14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.

· Q. 9:128. Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat betas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.

· Q. 18:110. Katakanlah: "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah is mengerjakan aural yang saleh dan janganlah is mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

· Q. 3:19,85. Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah

maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali­kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

A. Shibghah Qa1b (Hati yang Tercelup)

· Hati (golb) yang tersibghah adalah had yang suci, bersih dan senantiasa berhubungan dengan Allah SWT, siap menerima pim-pinan dan bimbinganNya. Dalam hati ini terpancarlah aqidah (itikad) yang sehat dalam keyakinan dan keimanannya. Aqidah yang benar dan sehat tersebut menjadikan muslim selalu berniat ikhlas dalam setiap langkah tindakannya. Niat adalah dasar ibadah, apakah diterima atau ditolak ibadah seseorang ditentukan oleh niatnya.

· Ciri orang beriman adalah hatinya yang suci bersih dan siap menerima keyakinan Islam. Mereka memiliki suatu keyakinan terhadap kebenaran Islam.

· Allah berfirman bahwa hati mukmin akan gemetar apabila disebut asma Allah SWT

· Juga disebutkan ciri terwarnainya seseorang mukmin dengan nilai Islam adalah hatinya senantiasa bertaubat dan kembali kepada Allah SWT

· Keyakinan yang terdapat dalam dada setiap muslim merupakan iman yang mantap.

Dalil

· Q. 26:89. kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, Q. 23:35. Apakah is menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari kuburmu)?,

Q. 50:33. (Yaitu) orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang dengan hati yang bertaubat,

· Hadits, keterangan Rasulullah yang menyatakan takwa ada di dalam dada (hati) seseorang. Q. 3:84. Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma' il, Ishaq, Ya'qub, clan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, ' Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda­bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada­Nya-lah kami menyerahkan diri."

· Q. 2:136. Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya' qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi­nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".

· Q. 4:136. Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul­rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.

· Hadits, Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya sahnya suatu amal ditentukan oleh niat. Dan sesungguhnya setiap or­ang akan memperoleh sesuai yang is niatkan".

B. Shibghah 'Aql (Akal yang Tercelup)

· Akal (aqal) tersibghah senantiasa ber-tafagquh fiddien. Aktif memikirkan kejadian langit, bumi dan segala isinya,

mem-pelajari semua fenomena alam sebagai tanda-tanda kebesaran Allah SWT dibimbing oleh wahyu-Nya. Dari akal yang selalu menyingkap rahasia fenomena alam ini lahirlah pemikiran Islam (Fikrah Islam), yaitu pemikiran atau idea yang merupakan aplikasi ajaran Islam yang bersumberkan kepada Kitabullah dan bimbingan Rasul. Fikrah yang Islami menjadikan muslim memiliki suatu pro­gram (minhaj) yang benar dalam menghadapi kehidupan. Program kehidupannya mampu menegakkan ajaran Allah SWT (Al Islam).

· Firman Allah SWT yang mengi-syaratkan bahwa pentingnya berfikir tentang tanda-tanda kekuatan Allah SWT di alam semesta.

· Pada kejadian alam semesta banyak terdapat peringatan bagi mereka yang mau menggunakan akalnya.

· Orang kafir menyesal di neraka karena tidak menggunakan akalnya dengan maksimal.

Muslim bertafagquh fiddien sesuai bidang yang diminatinya dalam rangka menegakkan dienullah. Dalil

· Q. 3:190, 191 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang­orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Q. 30:20-24. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba­tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan savang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. Dan di antara tanda­tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. Dan d antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar­benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar­benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.

· Q. 50:37. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar­benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hail atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.

· Q. 67:10. Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala".

· Q. 9:120. Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (pergi berperang) dan tidak patut (pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri Rasul. Yang demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan

kelaparan pada jalan Allah. dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik,

Hadits, sabda Rasul: "Barangsiapa yang Allah SWT kehendaki menjadi baik, maka difahamkan Nya dalam Dien".

C. Shibghah Jasad (Fisik yang Tercelup)

· Fisik (Jasad) yang tersibghah senantiasa dipelihara kesehatan dan kekuatannya. Jasad ini dibangun dengan berbagai cara agar mampu mengikuti jejak hidup Rasulullah SAW Dapat mela kukan aktifitas (amal) atau bekerja sesuai bimbingan Allah SWT dalam kitabullah. Menjadi wujud yang nyata dari Aqidah dan fikrah-Nya. Dapat melaksanakan bimbingan dan pimpinan Allah SWT baik untuk individu maupun masyarakat sesuai dengan kemam-puannya. Pelaksanaan (tanfiidzan) ini berdasarkan niat yang ikhlas dan program yang digariskan.

· Syarat seorang pemimpin dalam Al-Quran adalah orang yang memiliki ilmu yang luas dan tubuh yang kuat.

Pilihan untuk mencari pemimpin yang mampu untuk menerima amanah akan jatuh kepada orang yang bertubuh kuat dan terpercaya.

Dalil

Q. 2:247. Nabi mereka mengatakan kepada mereka: "Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi rajamu". Mereka menjawab: "Bagaimana Thalut memerintah kami, padahal kami lebih berhak mengendalikan pemerintahan daripadanya, sedang diapun tidak diberi kekayaan yang banyak?" (Nabi mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilihnya menjadi rajamu dan menganugerahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui.

· Q. 28:26. Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah is sebagai orang yang bekerj a (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya".

· Hadits. Rasulullah SAW memerintahkan "Ajarkanlah

anak-anakmu berenang dan memanah".

· Hadits. Rasulullah menyatakan: "Mukmin yang kuat lebih

dicintai Allah SWT dari mukmin yang lemah".

Tidak ada komentar: