Senin, 25 Juni 2007

Makna Islam

MA'NA AL-ISLAAM

(Makna Islam)

Islam secara lafaz mempunyai makna menundukkan wajah (Q. 4:125), berserah diri (Q. 3:83), suci, bersih (Q. 26:89), selamat, sejahtera (Q. 6:54), dan perdamaian (Q. 47:35). Dengan pengertian lafaz ini dapatlah disimpulkan bahwa Is­lam mempunyai sifat yang selalu melekat di dalamnya yaitu berserah diri dan wujud perdamaian. Kalimat Islam di dalam Al Quran disebut sebagai diin (Q. 3:19,85) yang berarti sebuah minhaj, sistem atau aturan hidup yang menyeluruh dan lengkap. Kalimat Islam juga bermakna ketundukan, wahyu Ilahi (Q. 53:4 dan Q. 21:7). Sementara di dalam surat Q. 16t97, Q. 2:200 dan Q. 28:77, makna Islam adalah diin Keselamatan dunia dan akhirat.

Dari beberapa makna Islam yang disebutkan dalam ayat­-ayat Al Quran tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa Islam adalah panduan hidup yang lengkap bagi manusia. Dengan berserah diri dan tunduk hanya kepada Allah, maka manusia akan mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian di dunia dan akhirat. Rasulullah SAW pun telah bersabda bahwa Islam tinggi dan tiada kerendahan di dalamnya. Islam tinggi dan dimenangkan di atas semua agama, kepercayaan, dan isme­isme lainnya (Q. 48:28, 9:33).

Islam secara bahasa memiliki beberapa makna seperti aslama (menundukkan atau menghadapkan wajah), sallama (menyerahkan diri), salaama (kesejahteraan atau keselamatan), siliim (kedamaian) dan sullam (tangga).

Dalil Al Quran surat An Nisa ayat 125: "Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dinnya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan dia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya".

Allah ingin memberikan pemahaman bahwa orang yang terbaik dalam ketundukan kepada Allah yaitu orang yang menundukan wajahnya. Artinya, seluruh jiwa dan raganya merupakan cerminan dari ketundukan kepada Allah. Rahasia kata wajh dalam Al Quran secara bahasa adalah muka berarti anggota tubuh yang paling mulia. Kata wajh ada hubungannya dengan kata ittijah (arah/orientasi), artinya seorang muslim orientasinya hanya kepada Allah.

Orang muslim adalah orang yang keseluruhan dirinya diserahkan hanya kepada Allah. Sebagai konsekuensi logis atas keimanan dan keIslamannya. Dalil Al Quran surat An Nisa ayat 65, "Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkcm, kemudian mereka tidala merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima sepenuhnya".

Orang yang mengikuti ajaran Islam, adalah orang yang selamat di dunia dan akhirat. Keselamatan ini menurut Al­lah adalah keselamatan yang sebenarnya, Dalil surat Al An’am ayat 54: "Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat­Kami datang kepadamu, maka katakanlah "Salamun alaikum, Tuhanmu telah menetapkan atas din-Nya kasih sayang, bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara lantaran kejahilan, kemudian bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesugguhnya Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Keselamatan dan kesejahteraan dalam Islam bukan hanya diperuntukkan kepada kaum muslimin. Tetapi untuk umat manusia, flora dan fauna. Dalam peperangan, pemimpin pasukan muslim ketika melepas pasukannya selalu berwasiat agar tidak membunuh para orang tua, para wanita yang tidak ikut berperang, anak-anak kecil, dan tidak boleh merusak tempat-tempat ibadah serta tidak boleh menebang pepohonan.

Sebaliknya, jika Islam tidak diamalkan. Baik muslim dan manusia pada umumnya serta makhluk lainnya akan am keselamatannya.

Islam mengajak umat manusia ke dalam kehidupan yang penuh kedamaian. Dalil surat Al Baqarah ayat 208: "Hai or­ang-orang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara menyeluruh dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu".

Tidak ada kedamaian hakiki kecuali dalam Islam. Perdamaian yang tidak berangkat dari ajaran Islam adalah semu. Orang banyak tertipu dengan slogan-slogan perdmaian yang disampaikan oleh orang-orang yang tidak Karena ketika manusia tidak mengikuti ajaran Islam berarti dia tidak menikmati kedamaian, di dunia dan di akhirat. Allah berfirman dalam hadist Qudsi: "Telah Ku ciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif"

Hanif ialah kecenderungan kepada kebenaran dan jauh dari kebatilan. Manusia banyak melakukan kemaksiatan dan jauh dari Allah karena peran syaitan dengan langkah­langkahnya. Sesuai dengan firman Allah di atas yang bermakna, orang-orang beriman yang tidak menyeluruh masuk ke dalam Islam berarti telah masuk ke dalam perangkap syaitan dan syaitan adalah musuh manusia yang jelas.

Islam memiliki arti juga tangga, tangga itu bertahap. Hal ini menggambarkan bahwa ajaran Islam memperhatikan tadarruj (pentahapan). Hal itu terbukti dalam peristiwa di bawah ini yaitu pelarangan khamr. Ketika Allah mengharamkan khamr (minuman keras). Pada saat Islam turun di Mekkah, manusia dinaungi jahiliyah (kebodohan) dan kebiasaan minum khamr. Kendati khamr minuman yang merusak akal, tetapi Al Quran tidak langsung mengharamkan sejak awal. Banyak para sahabat Nabi termasuk Umar bin Khattab RA suka khamr walaupun sudah berlslam. Setelah 13 tahun Rasulullah berdakwah, barulah turun ayat yang mengharamkan khamr. Setelah ayat itu turun, jalanan di Madinah menjadi sungai khamr karena para sahabat menumpahkan khamrnya.

Contoh lainnya bahwa Islam adalah bertahap yaitu penciptaan alam semesta. Dalam penciptaan alam semesta, Allah melakukannya secara bertahap yaitu dalam 6 masa. Sebenarnya Allah mampu menciptakan alam dalam tempo sekali saja. Tetapi Allah dalam hal ini, memberikan pelajaran bahwa munculnya sesuatu membutuhkan proses.

Begitu pula di dalam kewajiban berdakwah dilakukan secara bertahap. Islam harus disampaikan kepada seluruh manusia dengan proses tadarruj (bertahap). Dengan begitu, orang yang memeluk Islam pada hakikatnya adalah orang yang tengah menaiki tangga menuju ketinggian martabat manusia. Yakni, untuk mendapatkan kedudukan yang sangat tinggi di hadapan Allah. Ketinggian martabat Islam terletak sejauhmana seorang muslim komitmen terhadap Islam.

1. Makna Lafziyan (lafaz) Dari Islam

A. Islaam Al Wajh (Menundukkan Wajah)

Allah SWT menyebutkan agama (diin) dengan persamaan kepada orang yang menundukkan mukanya kepada Allah, kemudian ia berbuat kebaikan dan mengikuti millah Ibrahim sebagai (aqidah) yang lurus. Islam menghendaki umatnya untuk menundukkan muka dan dirinya kepada Allah SWT. Ketundukan itu harus dibuktikan dan diwujudkan dalam amalan berupa kebaikan dan juga didasarkan kepada aqidah yang lurus. Aqidah, amal saleh, dan ketundukan adalah makna Islam secara integral. Islam sebagai diin tidak saja tunduk kemudian tidak beraqidah dan tidak beramal, tetapi Islam mesti menjalankan perkara tersebut secara sempurna.

Dalil

Q.4:125. Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.

B. Al-Istislaam (Berserah Diri)

Allah SWT menyebutkan bahwa agama diberi makna sebagai berserah diri dan ketundukan kepada-Nya. Allah SWT menggambarkan kepada kita bahwa seluruh alam semesta ini, termasuk sebagian manusia saja yang berserah diri kepada Allah SWT Mereka berserah diri kepada AI­lah SWT secara sadar atau pun tidak sadar. Alam semesta seperti langit, bulan, bintang, dan segala sesuatu yang ada di langit berserah diri dan tunduk mengikuti perintah dan petunjuk Allah SWT, yang biasa disebut sunnatullah kauniyah. Begitu pula dengan segala sesuatu yang di bumi kecuali sebagian manusia seperti gunung, batu, tumbuh­tumbuhan, hewan, dan lautan juga mengikuti petunjuk Allah SWT

Dalil

Q.3:83. Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.

Hadits. Diriwayatkan dari Imam Ahmad dari Abdullah Bin Umar bahwasanya Rasulullah SAW Bersabda,"Sungguh beruntunglah orang yang berserah diri, yang diberi rezeki dengan rasa cukup, dan yang merasa puas dengan apa yang telah diberikan Allah baginya" (HR Ahmad).

C. As-Salaamah (Suci, Bersih)

Allah SWT menggambarkan pengikut agama (diin) Islam memiliki qalbun saliim saat kita menjumpai Allah SWT Sifat qalbun saliim sebagai pengikut Islam (muslim) menunjukkan bukti bahwa Islam yang dianutnya adalah agama yang juga suci dan bersih. Islam membawa ajaran kesucian dan kebersihan. Hal ini dapat dilihat dari ajaran Islam mengenai kebersihan secara fisik seperti bersih pakaian, tempat dan badan ketika akan shalat atau kebersihan moral seperti bersih hati dari prasangka, kebencian, dendam dan marah. Islam dengan ajaran ini akan menjadikan penganutnya berhati bersih.

Q. 26:89. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.

As-Salaam (Selamat/Sejahtera)

lslam juga bermakna selamat dan sejahtera apabila merujuk kepada arti lafaznya. Allah SWT menyatakan salamun `alaikum, keselamatan atas kamu (orang-orang Islam). Keselamatan adalah ciri dari mereka yang menganut Islam dan juga keselamatan sebagai arti dari salam. Dengan demikian Islam tidak membawa kejahatan dan kerusakan. Islam membawa umatnya dan segala yang ada di alam semesta ini selamat dan sejahtera.

DaIil

Q 6:54. Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat­-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: 'alaamun alaikum'. Tuhanmu telah menetapkan atas diri­ Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Hadits. Dari Abu Hurairah RA Berkata : Rasulullah SAW Bersabda, "Kalian semua tidak akan masuk surga sehingga kamu beriman terlebih dahulu, dan kamu tidak beriman sehingga kamu saling mencintai sesamamu. Sukakah kalian semua aku tunjukkan sesuatu yang apabila kamu kerjakan, niscaya kamu akan saling mencintai sesamamu ? Sebarkanlah salam antara sesamamli " (HR,Muslim).

E. As-Salm (perdamaian)

Secara bahasa Islam juga bermakna salam atau perdamaian. Penjelasan ini disebutkan dalam Al Qu surat 47 ayat 35, dimana Rasulullah Muhammad SAW diminta oleh Allah SWT untuk tidak rneminta perdamaian karena ketakutan. Mereka, orang kafir, adalah lemah dan selalu menghalangi umat Islam dari agama Allah. Oleh karena itu, janganlah kita lemah dan meminta berdamai. Kaitan dengan topik yang sedang dijelaskan adalah kalimat salmi, yang disebutkan dalam Al Quran adalah bahasa lain dari Islam sehingga dapat disebutkan bahwa Islam adalah Perdamaian.

Dalil

Q. 47:35. janganlah kamu lernah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (Puh) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal­amalmu.

2. Kalimah Al-Islaam (Kalimat Islam)

Islam di dalam Al Quran disebut diin, seperti yang ditulis Abul A'la Al Maududi di dalam bukunya Prinsip-prinsip Islam. Hal ini mengandungi arti sistem kehidupan yang menyeluruh termasuk ibadah, kemasyarakatan, politik dan jihad. Islam mencakupi keseluruhan hidup dan Islam secara lengkap menyediakan keperluan manusia untuk mengatur kehidupan.

Dalil

Q. 3:19. Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

Q. 3:85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.

A. Al-Khuduu' (Tunduk)

Kami dengar dan kami taat adalah sikap orang yang tunduk. Ketundukan tersebut merupakan dasar Islam yang mengandungi arti berserah diri. Kalimat Islam juga mengandung ketundukan yang dapat menghantarkan kepada kemenangan.

Dalil

Q. 24:5 1. Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. "Kami mendengar dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

B. Wahyan Ilaahi (Wahyu Allah)

Panduan Islam adalah Al Quran dan Sunnah. Al Quran adalah wahyu Ilahi sehingga Islam adalah dari Allah SWT bukan dari manusia. Islam bukan buatan manusia tetapi Islam adalah firman Allah. Dengan demikian tidaklah mungkin Islam disamakan dengan agama, kepercayaan, dan faham lainnya. Islam tidak akan mungkin kurang, tidak lengkap dan tidak sesuai tetapi Islam sangatlah sesuai dengan manusia yang juga diciptakan oleh Allah SWT. Allah SWT mengetahui secara pasti siapakah manusia sedangkan manusia tidak akan mungkin mengenal manusia secara sempuma. Oleh karena itu panduan dan aturan hidup buatan manusia atau faham seperti materialisme, kapitalisme, komunisme, dan lainnya tidak akan sesuai dengan manusia bahkan akan membawa kehancuran manusia.

Dalil

Q. 53:4. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

Q. 21:7. Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.

C. Diin Al-Anbiyaa, Wa Al-Mursaliin (Diin Para Nabi Dan Rasul)

Diin Islam adalah diinnya para nabi dan rasul. Mereka semua membawa dan menyampaikan Islam kepada kaumnya dan manusia secara umum. Allah menuninkan kitab kepadanya dan kemudian diamalkannya. Kesamaan Islam yang dibawanya adalah menyeru manusia agar menjadikan Al­lah sebagai satu-satunya ilah. Perbedaan di antara para rasul adalah minhaj dan syariahnya yang mana Allah SWT menjadikannya yang mengikuti keadaan masyarakat dan waktunya.

Dalil

Q. 2:138. Shibghah Allah. Dan siapakah yang lebih baik shibghahnya daripada Allah? Dan hanya kepada-Nya-lah kami menyembah.

Q. 3:84. Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma' il, Ishaq, Ya' qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, ' Isa, Dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda­-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada­ -Nyalah kami menyerahkan diri".

Hadits. Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW ;l ersabda, "Kami, para nabi, adalah saudara seayah karena pangkal agama kami Satu" (HR. Bukhari).

D. Ahkaamullaah (Hukum-Hukum Allah)

Kitab Al Quran merupakan kebenaran Islam yang didalamnya mengandung hukum-hukum Allah sebagai tempat kita merujuk bagi panduan hidup di dunia dan di akhirat Islam sebagai hukum Allah yang berfungsi juga memberikan hukuman dan penilaian kepada manusia.

Dalil

Q. 5:48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian­ Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,

Hadits. Dari Abdurrahman Abdillah bin Umar bin Khattab RA berkata : "Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda,"Bangunan Islam itu atas 5 perkara, mengakui bahwa tiada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke Baitullah, puasa bulan ramadhan" (HR.Bukhari-Muslim).

Q. 5:50. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?

E. Ash-Shiraath Al-Mustaqiim (Jalan Yang Lurus)

Islam adalah jalan yang lurus. Oleh sebab itu siapa yang hendak mencapai tujuan yang benar dalam hidupnya mestilah mengikuti jalan lurus ini (Islam). Selain agama Islam adalah tidak lurus. Di mana jalan ini akan membawa kepada kesesatan karena tidak jelas hendak dibawa kemana. Selain Islam, panduan hidup dari liberalisme, hedonisme, komunisme, kapitalisme, dan sebagainya akan membawa kepada kerusakan potensi manusia itu sendiri. Islam justru membina dan memelihara potensi tersebut menjadi baik.

Dalil

Q. 6:153. Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.

Hadits. Imam Ahmad bin Hambal meriwayatkan dari Adullah bin Mas'ud RA dia berkata, "Rasulullah SAW membuat garis dengan tangannya, kemudian beliau bersabda, "Inilah jalan Allah yang lurus." Kemudian beliau membuat garis di sebelah kiri dan kanan garis tadi, lalu bersabda,"Inilah jalan-jalan yang lain, tiada satupun di antara jalan itu melainkan ia ditempati oleh syaitan yang mengajak manusia ke jalannya." Kemudian beliau membacakan ayat dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-lalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai berakkan kamu dari jalan-Nya (HR Hakim).

I; Salamaah Ad-D,myaa Wa Al-Aakhirah (Keselamatan Dunia Dan Akhirat)

Islam sebagai diin menyuruh umatnya untuk mencari akhirat dengan tidak meninggalkan dunia. Dunia dan akhirat adalah sasaran yang perlu dicapai secara baik dan selamat. Dengan mengamalkan Islam maka kita akan memperoleh keselamatan di dunia dan di akhirat. Islam mengajarkan keseimbangan atau tawazun sehingga umatnya akan mendapatkan kebahagiaan.

Dalil

Q. 16:97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki -laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri dan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

Q. 28:77. Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang Berbuat kerusakan.

Hadits. Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Allah tidak menzalimi suatu kebaikan bagi seorang mukmin. Kebaikan itu diberikan kepadanya di dunia dan diberikan pula pahalanya di akhirat. Adapun orang kafir, maka dia diberi makan di dunia karena aneka kebaikannya, sehingga apabila dia telah tiba di akhirat, maka tiada satu kebaikan pun yang membuahkan pahala" (HR. Muslim).

3. Al-Islaam Ya'luu Wa laa Yu'laa `Alaih (Islam Tinggi Dan Tiada Kerendahan Di Dalamnya)

Apabila melihat dari keseluruhan makna Islam maka dapatlah disimpulkan bahwa Islam adalah berserah diri sehingga mendapatkan kebahagian di dunia dan akhirat. Islam berarti aqidah, amal saleh, dan tunduk kepada Allah. Islam adalah sistem kehidupan yang lengkap. Islam adalah kedamaian, keselamatan dan kesejahteraan. Dengan makna demikian maka sangatlah sesuai apa yang disebutkan Nabi SAW bahwa Islam itu tinggi dan tiada kerendahan di dalamnya (Islaam ya'luu uaa laa yu'laa alaih). Pengertian tinggi berarti Islam di atas dari semua agama, kepercayaan, pemahaman atau pedoman hidup lainnya (Q. 48:28, Q. 9:33). Islam tinggi memberi arti pula bahwa Islam mempunyai izzah, prestise, harga diri dan kehormatan

Dalil

Hadits. Islam tinggi dan tiada kerendahan di dalamnya.

Q. 48:28. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan­Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.

Q. 9:33. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun or­ang-orang musyrik tidak menyukai.

Ringkasan Dalil

· Makna Lafziyan dari Islam

· Menundukkan waj ah (Q.4:125)

· Berserah diri (Q. 3:83)

· Suci Bersih (Q. 26:89)

· Selamat Sejahtera (Q. 6:54)

· Perdamaian (Q. 47:35)

· Kalimat Islam sebagai diin (Q. 3:19,85)

· Tunduk

· Wahyu ilahi (Q. 2:138, Q. 21:7)

· Diin para nabi dan rasul (Q. 2:136, Q. 3:84)

· Hukum-hukum Allah (Q. 5:48-50)

· Jalan yang lurus (Q. 6:153)

· Keselamatan dunia akhirat (Q. 16:97, Q. 2:200, Q. 28:77)

· Islam tinggi dan tiada kerendahan didalamnya.

tahqiq makna syahadatain

Tahqiq Ma’na asy Syahadatain

(Perealisasian Kandungan Dua Kalimat Syahadat)

Sinopsis

Hubungan mukmin dengan Allah SWT merupakan hubungan ubudiyah (pengabdian). Hubungan ini didasari kepada tiga unsur yaitu cinta, perniagaan dan amal atau jihad. Dengan transaksi ketiga unsur diatas, setiap mukmin wajib menjalani hidupnya sebagai pejuang Islam dengan senantiasa memper-siapkan watak seorang mujahid. Dengan syahaadat yang diyakininya, kita mesti mengamalkan syahadat di dalam kehidupan kita seharian seperti bertaubat, mengabdikan diri kepada Allah SWT, memuji Allah SWT, melaksana kan siyahah, senantiasa ruku dan sujud, menyuruh kepada makruf dan memelihara hukum Allah SWT.

Al-Mahabbah (Cinta)

Cinta yaitu suatu ikatan hati untuk mencintai apa saja yang dicintai Allah SWT dan apa-apa yang ditentukan Allah SWT baginya. Ikatan ini membuat pribadi mukmin dengan kecintaan dan keredaan Allah SWT. Hubungan cinta mukmin dengan Allah SWT digambarkan dalam Al Quran sebagai sesuatu yang teramat sangat kecintaannya terhadap Allah SWT. Di antara tanda cinta kepada Allah adalah senang membaca Kitabullah dan bergetar hatinya tatkala nama Allah SWT disebut. Orang yang mencintai Allah adalah orang yang cenderung terhadap Kitabullah.

Dalil

Q. 2:165. Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaanNya (niscaya mereka menyesal).

Q. 8:2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat­ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal,

Q. 39:25. Orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul), maka datanglah kepada mereka azab dari arah yang tidak mereka sangka.

At-Tijaarah (Perniagaan)

Pada hakikatnya semua manusia miskin dan faqir, tidak memiliki sesuatupun termasuk dirinya sendiri. Semua yang ada hanyalah milik Allah SWT Tetapi dalam perjanjian ini Allah SWT menawarkan kepada mukmin untuk menjual apa-apa yang bukan miliknya itu kepada Allah SWT: Perjanjian ini merupakan perniagaan dengan keuntungan di pihak mukmin yang sangat besar. Penawaran Allah SWT untuk berjual beli kepada orang mukmin baik harta atau jiwanya dengan surga yang dimiliki Allah merupakan suatu keuntungan besar yang dapat membawa kebebasan dari neraka. Pernyataan Allah SWT bahwa Allah SWT telah membeli mukminin dan jual beli ini tidak akan merugikan.

Dalil

Q. 61:10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?

Q. 9:111. Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang­orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.

Q. 35:29. Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, Hadits. Pernyataan sahabat Nabi tentang baiah mereka dengan Rasulullah, "Kami berbaiah dengan Rasulullah untuk mendengar dan taat apakah dalam keadaan lapang maupun sempit, dalam kondisi malas maupun giat, dalam hal yang menyenangkan dan pada keadaan merasa dirugikan.

A. Al'Baa’i (Mukmin Sebagai Penjual)

Mukmin sebagai penjual, yang dijualnya adalah harta (amwal) yang dimilikinya, yaitu semua simbol yang melekat pada dirinya dan yang dianggap sebagai miliknya. Seperti harta, kekayaan, kedudukan, kerjanya, jawatan, pengaruh dan sebagainya. Jiwa (nafs), meliputi nyawanya, tenaganya, waktu dan kesempatannya, perasaannya dan lain-lain. Mukmin sebagai penjual dengan menjual harta dan nyawa. Manakala Allah SWT membelinya dengan surga. Mukmin mempunyai kewajiban beriman kepada Allah SWT dan Rasul. Hanya orang beriman saja yang bersedia menjual harta dan jiwanya untuk berkorban dan berjuang di jalan Allah SWT Manusia beriman menjual berupa harta, nyawa dan tenaga untuk kepentingan tegaknya Islam di muka bumi ini. Walaupun demikian yang dituju dengan penjualan ini adalah keridhaan Allah SWT sebagai harta tertinggi.

Dalil

Q. 9:111. Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang­orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.

Hadits. Abdullah bin Rawahah R.A meriwayatkan, berkata Rasulullah SAW pada malam Aqabah,"Berjanjilah kepada Tuhanmu dan kepada dirimu apa yang engkau kehendaki. Beliau melanjutkan,"Aku berjanji kepada Tuhanku kiranya kamu menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan apa pun. Aku berjanji dengan diriku kiranya kamu memberiku dengan jiwa dan hartamu yang hendak kamu berikan,"Para sahabat bertanya,"Apa imbalanya jika kami melakukan hal itu ?", Beliau menjawab,"Surga". Mereka berkata,"Jual beli yang menguntungkan. Kami tidak akan banyak bicara." Maka diturunkanlah ayat,"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka " Q. 61:11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul­Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya,

Q. 2:265. Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari keridhaan Al­lah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak di dataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka hujan gerimis (pun memadai). Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu perbuat.

Q. 3:195. Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan­-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."

Q. 2:207. Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.

B. AI-Musytarii (Allah SWT Sebagai Pembeli)

Dalam hal ini Allah SWT sebagai pembeli tunggal yang akan memberikan dua keuntungan yang sangat besar bagi penjual tersebut, yaitu surga dengan segala kenikmatannya, sebagai pengganti harta yang diberikan mukmin. Ridha Allah SWT yang jauh lebih nikmat dari surga sebagai pengganti dari jiwa yang diberikan mukmin. Allah SWT sebagai pembeli dengan memberikan surga dan keridhaan Allah SWT Hal ini merupakan harga yang sangat tinggi yang Allah tawarkan karena berupa keridhaan Allah yang lebih tinggi nilainya dari apapun.

Dalil

Q. 9:111. Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang­orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar.

Q. 98:8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.

Al-`Amal (Aktivitas)

Hubungan ini merupakan hasil dari hubungan cinta dan jual beli yang meliputi semua pelaksanaan perintah Allah SWT dengan semangat ridha. Juga meliputi semua aktivitas pribadi, keluarga, masyarakat dan bemegara. Disamping itu juga, menjauhi semua larangan-larangan Allah SWT dan hal-hal yang dapat membawa pada kebencianNya. Karena itu mukmin menyediakan diri untuk hidup dibawah naungan Al-Quran dan Sunnah. Kewajiban bekerja melakukan perintah Allah SWT dan Allah SWT sajalah yang akan menilai aural perbuatan seseorang. Kontrak kerja dengan Allah SWT adalah aktivitas untuk mencari ridha Nya. Mukmin beramal jama'i dengan saudara-saudaranya sesama mukmin apakah laki-laki maupun perempuan. Lihat pula 9:71-72.

Dalil

Q. 9:105. Dan katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan".

Q. 3:195. Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan aural orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan. kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik."

Q. 9:71-72. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalab) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma`ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin lelaki dan perempuan, (akan mendapat) syurga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di syurga 'Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.

AI-Jihaad (Perjuangan)

Sebagai puncak dari cintanya kepada Allah SWT, jual beli dengan Allah SWT serta aplikasinya ke dalam hidup, maka mukmin memperjuangkan dienullah. Ia selalu menegakkan kali-matullah dalam diri, keluarga maupun masyarakatnya. la berupaya sekuat tenaga untuk menjadikan dirinya sebagai mujahid fi sabilillah. Dimulai dengan ucapan syahadatnya, seluruh hidupnya merupakan jihad. Cita-citanya yang ter-tinggi adalah mencapai syahaadah (syahid). Mukmin menya-dari bahwa tiada izzah tanpa jihad dan bahwa syahid meru-pakan puncak kenikmatan hidup di dunia maupun di akhirat. Perintah Allah SWT melaksanakan jihad dengan sebenar­-benarnya jihad sebagai aplikasi keislaman seseorang. Manfaat jihad itu sendiri kembali kepada diri mukmin karena sesungguhnya merupakan jual beli dengan Allah SWT. Gambaran Allah SWT tentang kenikmatan syahid fi sabilillah sangat banyak di Al Quran sehingga memberikan motivasi kepada orang mukmin untuk mencari mati syahid. Sej arah Nabi SAW menggambarkan begitu banyaknya para sahabat yang berduyun-duyun ikut berperang untuk mendapatkan syahid.

Dalil

Q. 22:78. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Qur'an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

Q. 29:69. Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.

Q. 3:168. Orang-orang yang mengatakan kepada saudara­saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang: "Sekiranya mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh". Katakanlah: "Tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar."

Q. 2:152. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni'mat) -Ku.

Hadits. Sabda Rasul, "jihad merupakan puncak (dzirwatul sanamil) Islam.

Hadits. Karena cintanya Rasulullah pada syahid, beliau berkata, "Tiada seseorangpun yang mati yang ingin kembali ke dunia (dengan merasakan kematiannya) kecuali syahid. Ini disebabkan kelebihannya".

Hadits. "Barangsiapa yang memohon syahid kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya permohonan, maka Allah SWT akan menyampaikannya pada derajat syuhada meskipun is wafat diatas tempat tidurnya".

Hayaah Al-Mukmin (Kehidupan Mukmin)

Sifat-sifat mujahid yang mestinya ada pada setiap mukmin: bertaubat, beribadah, memuji, bersiyahah, ruku', sujud, amar ma'ruf, nahi munkar dan memelihara hukum-hukum Al­lah SWT. Dengan pelaksanaan cinta, perniagaan dan amal/jihad di atas, sikap mukmin wajib menjalani hidupnya sebagai pejuang Islam dengan senantiasa mempersiapkan watak seorang mujahid yaitu:

1. At-Taubah (Tobat). Senantiasa bertaubat, memohon ampunan dari dosa dan menghindarkan diri dari sebab­sebab kemaksiatan.

2. At-Tahmid (Pujian). Senantiasa mengabdikan diri kepada Allah SWT apakah dalam keadaan lapang maupun sempit dengan pengabdian yang ikhlas.

3. I-`Ibaadah (Ibadah). Senantiasa memuji, menyanjung dan mengagungkan Allah SWT dalam berbagai kesempatan.

4. As-Siyaahah (Bepergian). Senantiasa melakukan syahaadah dengan antara lain: mencari ilmu yang memberi kemanfaatan bagi Islam dan kaum muslimin, bertafakkur tentang alam dan realita umat dan melawat atau berjalan dalam rangka dakwah.

5. Ar-Rukuu' (Ruku). Senantiasa ruku' yaitu menghinakan diri dengan tidak sombong terhadap kehendak dan kemauan Allah SWT

6. As-Sujuud (Sujud).

7. Al-Amru bil-Ma'ruuf (Menyuruh kepada Kebaikan). Menyuruh kepada yang ma'ruf (kebaikan).

8. An-Nahyu 'Anil Munkar (Melarang dari Kemungkaran). Mencegah dari yang munkar (keburukan) dan yang dibenci Allah SWT Wa Al-Haafizhuuna Li-Huduudillaah (Menjaga Hukum­hukum Allah). Selalu memelihara hukum Allah SWT, yaitu pelaksanaan kitabullah pada dirinya dan memperjuangkan agar terlaksana di masyarakatnya.

Dalil

Q. 9:112. Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji (Allah), yang melawat, yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat mungkar dan yang memelihara hukum­hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu.